🦕 Ladang Bunga Gemitir Marigold Desa Temukus

2 Ladang Bunga Gemitir (Marigold) Desa Temukus Siapa yang tidak suka bunga yang berwarna warni? Seperti keindahan tan bunga gemitir yang ada di Desa Temungkus. Taman bunga yang luas dan didominasi dengan warna Hijau-Jingga dan Kuning-Jingga. Tempat ini adalah tempat yang tepat untuk spot berfoto. Bunga Marigold dimana warga Lokal menyebutnya Maumelihat hamparan bunga-bunga di Bali? Kamu bisa datang ke Desa Temukus yang berada di Bali Timur. Lokasinya tidak jauh dari Pura Besakih. Di lokasi ini, kamu bisa melihat hamparan bunga Marigold atau Gemitir yang biasanya digunakan masyarakat Bali untuk ritual adat. Selain itu, ada juga ladang Bunga Kasna yang berwarna putih bagai salju LADANGBUNGA GEMITIR DESA TEMUKUS. Desa Temukus tidak didominasi warna wijau, tapi jingga. Ya, tempat ini terkenal karena keindahan bunga-bunga yang mekar dengan kelopak berwarna kuning-jingga. Jika Anda perhatikan, ada satu bunga khusus yang digunakan dalam setiap ritual di Bali, yaitu bunga Marigold, Berlokasidi kabupaten Badung daerah ini didominasi oleh lahan pertanian yang subur seperti sayuran buah-buahan dan juga termasuk Bunga Gemitir. Nantinya setelah satu jam berkendara kamu akan sampai di Ladang Bunga Marigold Badung ini. Kebun Bunga Gemitir di Desa Plaga. Benih berkecambah dengan mudah tapi hati-hati untuk jangan meredam biji. LadangBunga Gemitir (Marigold) Desa Temukus. Siapa yang tidak suka bungga yang berwarna warni seperti di sebuah desa Temungkus. Dengan ladang bungga yang luas dan didominasi dengan warna Hijau-Jingga dan Kuning-Jingga. Untuk spot berfoto di tempat ini adalah tempat yang tepat. Bungga Marigold dimana warga Lokal menyebutnya dengan sebutan Lokasinyaberada di Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. 6. Desa Temukus. Di Desa Temukus ini anda bisa jalan-jalan bersama pasangan sembari menikmati keindahan ladang bunga gemitir atau marigold. Gemitir sering digunakan sebagai ornamen pernikahan dan awal hidup baru bagi pasangan yang baru menikah. Ladangbunga marigold ini sendiri letaknya berada di Desa Belok, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Lokasi ladang ini mudah ditemui kok. Ladang ini membentang di sepanjang jalan raya di kedua sisi antara Bedugul dan Kintamani. Kalau kamu sudah sampai di kawasan Bedugul, maka carilah jalan ke arah Desa Belok. BanjarMayungan,, Antapan, Kec. Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali 82191. (0361) 811602 Watch Video Tamanbunga gemitir yang ada di desa temukus pun adalah ladang dari perkebunan milik masyarakat. Untuk menikmatinya ini maka kalian bisa meminta izin kepada pemiliknya. 4. Taman bunga gemitir, klungkung Untuk yang terakhir adalah taman bunga gemitir yang ada di bali yang dapat kalian kunjungi di klungkung. Tepatnya beradad i desa banjarakan, kec. . Wisata di pulau Bali terasa tidak pernah membosankan, walaupun anda sudah berkali-kali liburan ke pulau ini, selalu saja ada hal baru yang bisa anda nikmati. Majunya dunia teknologi dan informasi, membuat tempat-tempat yang belum dikenal dan tersembunyi menjadi populer dengan cepat. Seperti halnya keberadaan ladang bunga gemitir atau marigold di Bali, ladang bunga tersebut sudah ada sejak lama, namun demikian belum banyak yang tahu keberadaannya. Taman Gemitir Gumitir tersebut menjadi spot yang menarik, menyuguhkan pemandangan cantik yang instagramable dan menjadi tujuan iwisata deal bagi mereka yang suka hunting foto, terutama yang gemar foto selfie. Ladang bunga gemitir atau Marigold ini cukup trend dan banyak peminat untuk mengunjunginya sehingga dulunya ladang bunga yang dulunya biasa-biasa saja sekarang menjadi tujuan dan objek wisata baru di Bali, tidak hanya bagi wisatawan saja tetapi juga bagi warga lokal. Di pulau Bali sendiri terdapat sejumlah tempat sebagai ladang bunga taman marigold tersebut beberapa diantaranya lokasinya di desa Belok, Kecamatan Petang di desa Antapan Baturiti dan desa Temukus, Kecamatan Rendang, Kab. Karangasem. Ladang Marigold di desa Temukus, Karangasem ini berdekatan dengan objek wisata pura Besakih, sehingga anda yang mengagendakan tour di Bali dengan tujuan Besakih wajib mengemas tour anda ke desa Temukus ini. Baca juga paket tour Besakih Bali >>>> Bunga Marigold sendiri dikenal dengan banyak nama, termasuk juga terdiri berbagai macam varietas ada yang menyebut sebagai bunga Calendula, Kenikir, Tegetes, Mitir dan di Bali sendiri lebih dikenal dengan nama gemitir atau gumitir. Tanaman budidaya ini memang cukup populer di pulau Dewata Bali, karena bunga tersebut menjadi perlengkapan atau sarana upacara keagamaan umat Hindu Bali. Bunga Gemitir ini terkadang digunakan juga sebagai kalungan bunga, menyambut tamu atau wisatawan yang datang ke Bali. Banyak manfaat Marigold di Bali sehingga budidaya bunga mitir tersebut anda bisa temukan di sejumlah tempat. Ladang bunga Marigold di desa Temukus Karangasem Desa Temukus di Kecamatan Rendang sekarang ini mulai terkenal, karena memang desa tersebut menyuguhkan pemandangan yang cantik dan menarik terutama dengan ladang bunga sebagai mata pencaharian warga setempat. Lokasi desa Temukus sendiri berada pada ketinggian sekitar mdpl, sehingga desa ini berhawa sejuk dan terkadang dingin, kabutpun kerap kali menyelimuti desa ini, sejauh mata memandang hamparan bunga-bunga cantik akan membuat anda takjub dan betah berlama-lama. Yang sangat menarik tentunya ladang bunga gumitir atau marigold di desa Temukus ini, dan tidak itu saja padang Bunga Kasna yang merupakan edelweiss nya Bali ini bisa anda jumpai di sini. lanjut baca padang bunga Kasna di Temukus >>>> Keindahan alam yang disuguhkan oleh desa Temukus mulai dari bunga Marigold, Padang Bunga Kasna, pemandangan lembah cantik dengan udaranya yang segar, sejuk dan terpencil serta jauh dari keramaian, menjadikannya sebagai tempat rekreasi dan wisata yang ideal untuk refresh serta melepaskan penat. Anda yang liburan ke Bali, hobi hunting foto-foto instagramable di Bali, maka desa Temukus ini menjadi tujuan ideal. Perlu diketahui juga, di kawasan ini sudah hadir tempat wisata baru yaitu Taman Jinja Bali lokasinya berdekatan, sehingga jika tour bisa mengunjungi dua tempat tersebut sekaligus. Seperti diketahui bunga marigold ini memiliki ciri-ciri yang has bunganya berbentuk bulat dengan kelopak yang menumpuk, terdiri berbagai macam varietas bahkan ada yang menyerupai bunga matahari. Warna bunga marigold tersebut juga beragam ada yang berwarna orange, kuning, marun, warna emas, bahkan ada yang berwarna campuran, tetapi warna bunga marigold yang dibudidayakan di desa Temukus termasuk juga Bali pada umumnya adalah marigold berwarna orange. Tinggi bunga tersebut sekitar 60cm, keindahan ladang bunga gemitir tersebut akan lebih menawan ketika bunganya sudah mekar dengan sempurna, pada saat ladang bunga tersebut bermekaranlah menyuguhkan pemandangan indah dan menarik, menjadi spot yang ideal bagi anda untuk foto selfie. baca juga tempat foto selfie di Bali >>>> Bunga Marigold tersebut bisa hidup sepanjang musim dan tempat berhawa sejuk seperti desa Temukus menjadi tempat perkembangbiakannya yang paling ideal. Itulah sebabnya anda bisa berkunjung dan datang ke lokasi sewaktu-waktu, berbeda halnya dengan ladang bunga Kasna yang terletak di tempat dan desa yang sama di Temukus, bunga kasna tersebut dipanen setiap 6 bulan sekali. Saat menjelang hari raya Galungan dan setelah itu mulai pembibitan, sehingga saat anda ke lokasi tidak menemukan bunga yang tumbuh dewasa, jadi untuk menikmati keindahan padang bunga Kasna tersebut butuh waktu yang tepat. Menikmati keindahan ladang bunga gumitir atau marigold di desa Temukus Karangasem ini, tidak dikenakan biaya tiket masuk, namun demikian sebelum anda masuk ke ladang warga, anda perlu minta ijin ke pemiliknya dan memberikan donasi seiklasnya untuk para petani bunga di sini. untuk membantu pemeliharaan bunga-bunga mereka. baca juga; objek wisata terbaru di Karangasem >>>> Dataran tinggi seperti desa Temukus, akan memiliki kendala dengan sumber air, untuk itulah di kawasan ini juga dibuat embung sebagai tempat penampungan air, selain sebagai sumber irigasi juga untuk keperluan warga lainnya. Desa Temukus di kawasan Besakih Karangasem ini, saat ini menjadi tujuan wisata yang cukup populer karena keberadaan taman Marigold dan juga bunga Kasna Edelweis , dan jika anda liburan ke kawasan pariwisata Bali Timur, maka sayang tempat tersebut dilewatkan begitu saja. Akses menuju ladang bunga Marigold Temukus Lokasi tempat dari ladang bunga Marigold atau gemitir tersebut sekitar 2 km dari pura Besakih, letaknya memang searah, saat anda melakukan perjalanan ke Temukus dari arah Denpasar berjarak sekitar 56 km. Setelah sampai simpang berbentuk leter “Y” di jalan raya utama Besakih ambil jalan yang ke kanan, sekitar 200 meter dari pura ada pertigaan maka belok kanan, setelah sekitar 100 meter belok kanan, kemudian belok kiri menuju jalan menanjak. baca juga; harga sewa mobil murah di Bali >>>> Jika anda kehilangan arah tanya saja pada warga sekitar, arah ke desa Temukus atau yang populer untuk tempat tersebut arah ke Padang Bunga Kasna, anda bisa menggunakan petunjuk dari peta di google maps. Akses jalan menuju ladang bunga Marigold di desa Temukus Karangasem ini sudah bagus, jalan sudah di beton, cukup kecil untuk dua mobil berpapasan, jadi anda harus hati-hati, biasanya saat liburan, pengunjung akan lebih ramai, ada petugas yang akan mengatur arah lalulintas. Memang lalu lintas menuju desa Temukus ini cukup sepi, cukup jarang kendaraan yang melintas, tapi ke depannya mungkin saja akan ramai, tidak oleh para pengepul bunga tetapi juga wisatawan yang berkunjung untuk menikmati hamparan bunga marigold dan juga padang Bunga Kasna, yang terhampar indah menyajikan pemandangan alam spektakuler, sejuk, tenang, jauh dari keramaian dan instagramable. Informasi objek wisata di Bali, baik itu yang populer, kekinian, terbaru dan isntagramable sebagai tujuan tour tersedia lengkap, untuk paket tour murah di Bali disediakan mulai tour setengah hari sampai tour 6 hari. Ada juga rekreasi watersport, rafting, di Ayung Ubud, rekreasi odyssey Submarine dan cruise. Untuk tiket speed boat tersedia fast boat ke Nusa Lembongan dan Gili Trawangan Lombok, Gaes, pernah gak sih kalian tersesat disuatu tempat tapi nemuin tempat yang epic banget buat foto-foto kayak gini? Etapi kalau tersesatnya di Bali mah bakalan banyak ya nemuin hidden gem. Contohnya ini nih, bukan tempat wisata sih hanya ladang bunga milik warga sekitar Desa Negari, Klungkung Bali. Ini adalah ladang Bunga Gemitir atau Bunga Marigold tapi ada juga yang menyebutnya Calendula, Kenikir, Tegetes, Mitir dan Tahi Ayam etapi Tahi Ayam kayaknya ukurannya lebih kecil sih, bunga ini sangat terkenal di Bali, selain digunakan sebagai sarana untuk persembahyangan atau upacara keagamaan umat Hindu Bali, terkadang digunakan juga sebagai kalungan bunga untuk menyambut tamu atau wisatawan yang datang ke Bali, tidak heran jika masyarakat Bali menanam bunga ini untuk dijual bahkan bisa juga sebagai spot foto yang tidak kalah cetar 😍 Marigold Desa Negari, Klungkung Bali disinilah saya menemukan ladang ditepi jalan, memang desa tersebut menyuguhkan pemandangan yang cantik dan menarik terutama dengan ladang bunga sebagai mata pencaharian warga setempat. Sejauh mata memandang hamparan bunga-bunga cantik ini bermekaran membuat takjub dan membuat saya betah berlama-lama disini. Keindahan alam yang disuguhkan Desa Negari Klungkung ini semakin menyenangkan dengan ditambah udara yang segar, sejuk dan terpencil serta jauh dari keramaian, menjadikannya sebagai tempat yang ideal untuk refresh serta melepaskan penat, apalagi kalau kamu hobi hunting foto-foto instagramable di Bali. Kelopak Bunga Seperti yang kita ketahui bunga marigold ini memiliki ciri-ciri yang has bunganya berbentuk bulat dengan kelopak yang menumpuk, terdiri berbagai macam varietas bahkan ada yang menyerupai bunga matahari, warna bunga marigold tersebut juga beragam ada yang berwarna orange, kuning, marun, warna emas, bahkan ada yang berwarna campuran, tetapi warna bunga marigold yang dibudidayakan di desa ini pada umumnya adalah marigold berwarna orange dengan ukuran besar bak negeri dongeng saat digunakan sebagai latar foto. Tinggi satu pohon bunga gemitir rata-rata 60cm, gugusan bunga kuning dan oranye cerah dengan tangkai berwarna hijau tua membentang membentuk barisan semak yang sedap dipandang mata. Keindahan ladang bunga gemitir tersebut akan lebih menawan ketika bunganya sudah mekar dengan sempurna, pada saat ladang bunga tersebut bermekaranlah menjadi spot yang ideal bagi anda untuk foto selfie. Keranjang Bunga Bunga Marigold tersebut bisa hidup sepanjang musim dan tempat berhawa sejuk seperti di Desa Negari menjadi tempat perkembangbiakannya yang paling ideal, itulah sebabnya kamu bisa berkunjung dan datang ke lokasi sewaktu-waktu. Oh ya, sebelum foto-foto disini sebaiknya izin terlebih dahulu kepada pemilik kebun, tidak memetik bunga, menjaga kebersihan, tidak menginjak tanaman, serta bersikap sopan kepada petaninya 😁 Bunga marigold/gemitir setidaknya terdiri dari 50 spesies, namun yang banyak diketahui ada tiga jenis yakni Tagetes patula marigold Prancis Jenis yang paling umum ditemukan di pembibitan lokal, ukurannya berkisar dari 6 hingga 12 inci dan lebar 6 hingga 9 erecta marigold Afrika Ini adalah varietas marigold teratas dan tingginya berkisar dari 1 hingga 4 kaki, dan memiliki penyebaran 1 hingga 2 kaki. Saat besar, bunganya bisa mencapai 5 inci, padat seperti tenuifolia Signet marigold Tanaman semusim tegak yang tumbuh setinggi 12 inci dan lebar. Kepala bunganya tunggal dan berukuran 1 inci. Bunganya bisa dimakan dan sering digunakan sebagai hiasan salad, pasta, dan sayuran. Bunga marigold sendiri melambangkan keindahan, kekayaan, kemasyhuran, dan kehangatan. Hal ini diartikan dari warna kuningnya cerahnya. Bunga marigold juga bisa dimaknai sebagai jam kecil yang mengartikan waktu terbatas. Tidak cuma sekadar indah, faktanya bunga marigold/gemitir juga memiliki manfat bagi kesehatan loh. Biasanya, untuk memperoleh manfaatnya bunga ini dikonsumsi dengan melalui proses pengolahan terlebih dulu. Kebun bunga marigold/gemitir tidak hanya ada di Desa Negari, Klungkung Bali saja tapi ada juga banyak tumbuh seperti kebun/ladang seperti ini di Desa Bangli, TabananDesa Belok/Sidan, BadungDesa Temukus, KarangasemDesa Banjarakan, Klungkung Tapi kalau mau samaan tempat seperti saya bisa cek lokasi google maps dibawah ini ya! Adakah yang pernah mengunjungi kebun-kebun atau menanam di rumah, atau punya sebutan sendiri tentang bunga ini? Share yuk di kolom komentar ^^ ArticlePDF AvailableAbstractTourism has become a leading sector for Bali Province, especially Karangasem. Karangasem Regency continues to improve itself by continuing to develop tourism potential that has both the potential of nature, culture and customs. Bali Provincial Government in 2015-2018 through the Bali Mandara Volume II Program launched the establishment of 100 tourism villages, one of which was Temukus-Besakih Village. The purpose of this study is to develop and empower the people of Temukus-Besakih Village to support village-based tourism. The method used in this study is interpretative naturalistic, with the following steps grand tours, observations, surveys, and literature studies with literature relating to the topic of research. The results showed the potential possessed by Temukus-Besakih Village in realizing tourism villages seen from the criteria of tourist villages, among others attractions, distance traveled, religion, and infrastructure availability. The basic concept of developing Temukus-Besakih Village as a tourism village is "Sustainable Tourism Village". The concept of development of the basic concept consists of spatial plans, namely environmental zones, socio-cultural zones, and economic zones. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. TATA LOKA VOLUME 22 NOMOR 2, MEI 2020, 212-221 © 2020 BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN 0852-7458- E ISSN 2356-0266 DOI Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Temukus-Besakih, Karangasem, Bali untuk Mendukung Pariwisata Berbasis Desa Wisata Community Development and Empowerment of Temukus-Besakih Village, Karangasem, Bali to Support Tourism Based Tourism Village Ni Putu Diah Untari Ningsih, Soenarto, SugiyonoDiterima 26 Januari 2019 Disetujui 6 September 2019 Abstrak Pariwisata telah menjadi sektor unggulan untuk Provinsi Bali khususnya Karangasem. Kabupaten Karangasem terus berbenah diri dengan terus mengembangkan potensi wisata yang dimiliki baik potensi alam, budaya dan adat istiadatnya. Pemerintah Daerah Provinsi Bali tahun 2015-2018 melalui Program Bali Mandara Jilid II mencanangkan pembentukan 100 desa wisata salah satunya adalah Desa Temukus-Besakih. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Desa Temukus-Besakih untuk mendukung pariwisata berbasis desa wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretatif naturalistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut grand tours, observasi, survei, dan studi literatur dengan meninjau literatur yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan potensi yang dimiliki Desa Temukus -Besakih dalam mewujudkan desa wisata dilihat dari kriteria desa wisata antara lain atraksi, jarak tempuh, sistem kepercayaan, dan ketersediaan infrastruktur. Konsep dasar pengembangan Desa Temukus-Besakih sebagai desa wisata adalah Desa Wisata Berkelanjutan. Konsep pengembangan dari konsep dasar tersebut terdiri dari rencana tata ruang yaitu, zona lingkungan, zona sosial budaya, dan zona ekonomi. Kata kunci Desa Wisata, Temukus-Besakih, Pariwisata, Karangasem Abstract Tourism has become a leading sector for Bali Province, especially Karangasem. Karangasem Regency continues to improve itself by continuing to develop tourism potential that has both the potential of nature, culture and customs. Bali Provincial Government in 2015-2018 through the Bali Mandara Volume II Program launched the establishment of 100 tourism villages, one of which was Temukus-Besakih Village. The purpose of this study is to develop and empower the people of Temukus-Besakih Village to support village-based tourism. The method used in this study is interpretative naturalistic, with the following steps grand tours, observations, surveys, and literature studies with literature relating to the topic of research. The results showed the potential possessed by Temukus-Besakih Village in realizing tourism villages seen from the criteria of tourist villages, among others attractions, distance traveled, religion, and infrastructure availability. The basic concept of developing Temukus-Besakih Village as a tourism village is Pendidikan Agama Hindu, Ilmu Pendidikan, STKIP Agama Hindu Amlapura Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta Manajemen Pendidikan, Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta Korespondensidiahuntarin Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Temukus-Besakih 213 TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Sustainable Tourism Village. The concept of development of the basic concept consists of spatial plans namely environmental zones, socio-cultural zones, and economic zones. Keywords tourism village, temukus-besakih, tourism, Karangasem PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor unggulan bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan pariwisata dari tahun ke tahun sangat memberi dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia, Bali salah satunya. Bali merupakan icon pariwisata Indonesia yang telah diakui dunia. Ketika mendengar nama Bali maka hal pertama yang terlintas di pikiran kita adalah destinasi wisata yang ada di dalamnya baik itu alam, pura, budaya dan tradisi unik yang di lakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Bali. Jumlah wisatawan mancanegara ke Provinsi Bali pada bulan Juni 2018 naik sebesar 3,03 persen kunjungan dibandingkan pada bulan Mei 2018 sebesar kunjungan “Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem,” 2018. Walaupun demikian secara struktur ekonomi, Kabupaten Karangasem masih tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Propinsi Bali. Sektor industri pariwisata yang menjadi basis ekonomi ternyata tidak memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sumber pendapatan ekonomi wilayah maupun kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karangasem secara umum. Pendapatan asli daerah Kabupaten Karangasem berada dalam kelompok pendapatan asli daerah yang kecil. Tahun 2017 pendapatan asli daerah Kabupaten Karangasem sebesar Rp juta, jumlah ini menurun dibandingkan pada tahun 2016 yang berjumlah Rp juta “Badan Pusat Statistik Provinsi Bali,” 2017. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah pajak daerah yang diterima oleh pemerintah Kabupaten Karangasem. Penurunan pajak daerah ini bisa dikarenakan berbagai sumber salah satunya dari penerimaan dari pajak hotel dan restoran yang kurang maksimal. Hal ini dikarenakan banyak hotel, villa, dan restoran yang menunggak pajak Istri & Permata, 2016. Berdasarkan data-data tersebut, Kabupaten Karangasem dinyatakan sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang dikenal sebagai daerah yang tertinggal. Namun Kabupaten Karangasem terus berbenah diri dengan meningkatkan pembangunannya di berbagai sektor salah satunya dari sektor pariwisata. Pemerintah Kabupaten Karangasem terus menggali dan mengembangkan potensi wisata yang dimiliki baik potensi alam maaupun budaya dan adat istiadatnya. Oleh sebab itu perlu adanya inovasi dalam sektor pariwisata. Dalam satu dekade terakhir, perkembangan tren perjalanan wisatawan ditandai dengan munculnya motivasi dan pola perjalanan wisata baru yang dilakukan oleh wisatawan, khususnya pada segmen pasar wisatawan yang sudah berpengalaman mature market, dan yang berpendidikan serta memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu terkini seperti konservasi lingkungan, pariwisata berkelanjutan, pariwisata berbasis masyarakat, serta budaya lokal. Perubahan yang dimaksud adalah terjadinya kecenderungan pola perjalanan dari wisata massal mass tourism ke arah wisata alternatif alternative tourism. Wisata alternatif merupakan bentuk penyeimbang terhadap perkembangan wisata massal yang begitu pesat dan dipandang kurang ramah terhadap lingkungan serta kurang berpihak kepada komunitas lokal. Perubahan pola perjalanan wisatawan tersebut berkembang lebih luas pada beragam jenis kegiatan wisata yang berorientasi pada pengenalan terhadap alam atau budaya lokal dengan motivasi untuk pengayaan wawasan, pengembangan diri serta aktualisasi diri, dengan bentuk-bentuk wisata petualangan seperti hiking, trekking, wisata minat khusus bird watching, wild life viewing, wisata budaya dan desa wisata tourism village Prasiasa, 2017. 214 Ningsih, Soenarto, Sugiyono TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Desa wisata secara internasional dikenal dengan berbagai istilahnya seperti village tourism, rural tourism, farm tourism, atau agro tourism telah banyak dilaksanakan di berbagai negara, seperti di Swiss, Kenya, Senegal, Yunani, Jerman, dan Muangthai Dowling, 2003; Garcia-Ramon, Canoves, & Valdovinos, 1995; Iakovidou & Turner, 1995; Leu, 1992; Naisbitt, 1995; Oppermann, 1996. Upaya pengembangan wisata alternatif berupa desa wisata yang sesuai dengan karateristik desa merupakan langkah tepat dalam mengantisipasi kejenuhan terhadap produk-produk wisata yang sudah ada. Pengembangan desa wisata juga dapat memberikan sejumlah peluang bagi pemberdayaan potensi-potensi daya tarik wisata yang ada di desa dengan keunikannya untuk dapat dikemas dan dikembangkan sekaligus dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat desa melalui kegiatan ekonomi pariwisata yang tumbuh dan berkembang. Pemerintah Daerah Provinsi Bali tahun 2015-2018 melalui Program Bali Mandara Jilid II mencanangkan pembentukan 100 desa wisata yang tersebar pada 8 kabupaten dan 1 kotamadya. Seratus desa wisata tersebut penyebarannya masing-masing 22 desa wisata di Kabupaten Buleleng, 6 desa wisata di Kabupaten Jembrana, 16 desa wisata di Kabupaten Tabanan, 5 desa wisata di Kabupaten Badung, 15 desa wisata di Kabupaten Gianyar, 10 desa wisata di Kabupaten Klungkung, 11 desa wisata di Kabupaten Bangli, 10 desa wisata di Kabupaten Karangasem, dan 5 desa wisata di Kotamadya Denpasar. Desa Wisata Temukus-Besakih adalah salah satu dari 10 desa wisata yang dikembangkan di Kabupaten Karangasem melalui Program Bali Mandara Jilid II, sedangkan sembilan lainnya adalah desa wisata Budekeling, Sibetan, Tenganan, Prangsari, Iseh, Antiga, Jasri, Timbrah, dan Munti Gunung METROBALI, 2013. Sejak ditetapkan sebagai desa wisata, dalam operasionalnya Desa Wisata Temukus-Besakih belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan pengembangan desa tersebut sebagai desa wisata, baik dari segi kelembagaan ancilarry, kerjasama dengan stakeholders pariwisata, maupun pemberdayaan masyarakat dalam operasional desa wisata. Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Strategi apa sajakah yang dapat diterapkan dalam mendukung pengembangan Desa Temukus-Besakih sebagai desa wisata?. 2 Bentuk-bentuk pemberdayaan apa saja yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan Desa Temukus-Besakih sebagai desa wisata? METODE Penelitian ini berlokasi di Desa Temukus-Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Desa Temukus memiliki letak geografis yang strategis karena mudah diakses dari kota Denpasar kurang lebih selama 1 Jam 39 Menit melalui Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra dengan menggunakan mobil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretatif naturalistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut Grand tours, observasi, survei, dan studi literatur dengan meninjau literatur yang berhubungan dengan topik penelitian. Teori dan ide yang terkandung dalam sumber pustaka digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk mendeskripsikan, menganalisa dan memunculkan ide-ide baru untuk menjawab topik seputar Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Temukus, Karangasem, Bali untuk Mendukung Pariwisata Berbasis Desa Wisata. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat. Teknik SWOT digunakan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan secara kuantitatif faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis suatu organisasi, menganalisis faktor pendorong, memetakannya, dan mendefinisikan strategi berdasarkan pemetaan tersebut, melihat berbagai alternatif kebijakan yang mungkin dilakukan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats Rangkuti, 2017. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Temukus-Besakih 215 TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Desa Temukus-Besakih Desa Temukus merupakan bagian dari desa Besakih yang berada di Bali Timur, Kecamatan Rendang, Karangasem yang berdekatan dengan pura paling suci yaitu Pura Besakih di Bali. Menurut data dari website resmi Besakih 2018, Desa Temukus-Besakih memiliki luas wilayah 21,23 Ha, bila ditinjau dari segi geografisnya terletak antara BT 115 8 – 36 MN dan LS 70 8 – 24 ME dengan ketinggian antara 750/1100 m dari permukaan laut, dan ketinggian antara 10 – 25 mengarah ke utara. Sumber Besakih - Google Maps, 2018 Gambar 1. Peta Lokasi Desa Temukus-Besakih Iklim di Desa Temukus-Besakih adalah Sub Tropis dengan curah hujan rata-rata 2000–3000 mm/tahun, dengan temperature berkisar antara 25 C – 37 C. Keadaan topografi Desa Besakih beraneka ragam dan merupakan wilayah dinamis terdiri dari daerah dataran, perbukitan hingga daerah pegunungan. Dari lahan bukan sawah seluas Ha, terdiri dari lahan kering seluas Ha 100%. Lahan kering terdiri dari kebun/tegalan seluas 790 Ha 37,22%,kawasan hutan rakyat seluas Ha 59,86 %,lahan kering lainnya, pekarangan seluas 47 Ha 2,22 % lain-lain 15 Ha 0,70 %. Pola penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan perkembangan perekonomian desa sehingga cenderung mengalami perubahan pemanfaatan lahan setiap tahunnya sebagai akibat alih fungsi lahan terutama dari lahan pertanian ke non pertanian seperti misalnya pengembangan pemukiman, pariwisata dan pembangunan lainnya. Desa Besakih terdiri dari 11 Banjar Dinas/Adat, 5 Desa Adat. Untuk menjalankan roda pemerintahan di masing masing tingkat wilayah dikepalai oleh seorang Kelihan Dinas untuk tingkat Banjar Dinas, Bendesa Adat untuk tingkat Desa Adat/Pakraman. Batas-batas wilayah Desa Besakih adalah a Sebelah utara Gunung Agung, b Sebelah Timur Kecamatan Selat, c Sebelah Selatan Desa Menanga, dan d Sebelah Barat Desa Pempatan. Adapun luas masing-masing wilayah Banjar Dinas disajikan pada tabel 2 berikut ini. Tabel 1. Luas Wilayah Desa Besakih Per Dusun/Banjar Tahun 2015 216 Ningsih, Soenarto, Sugiyono TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Sumber Desa Besakih, 2017 Potensi dan Permasalahan Banyak warga desa tersebut yang menanam bunga. Terdapat dua taman bunga yang saat ini berada di desa tersebut, yaitu Padang Bunga Kasna dan Taman Gemitir Marigold. Bunga Kasna merupakan pelengkap sarana sembahyang umat Hindu di Bali, sama halnya dengan bunga Kasna, Bunga Gemitir Marigold juga merupakan unsur pokok yang ada pada canang sarana persembahyangan Umat Hindu di Bali. Penduduk Pulau Bali yang mayoritas adalah memeluk Agama Hindu tidak bisa lepas dari ritual keagamaan yang memerlukan perlengkapan sembahyang dari bunga, sehingga banyak penduduk Desa Temukus bekerja sebagai petani bunga. Taman-taman yang ada di Desa Temukus adalah lahan milik pribadi yang dikelola sendiri oleh warga setempat. Selain itu sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya dalam menumbuh kembangkan perekonomian desa, hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat berusaha di sektor pertanian. Beberapa komoditas yang dominan diusahakan adalah tanaman pangan yaitu palawija dan holtikultura, perkebunan yaitu kopi dan cengkeh serta peternakan yaitu sapi, babi, ayam, dan kambing. Dalam 5 tahun kedepan pembangunan sektor pertanian diarahkan untuk lebih meningkatkan produktifitasnya dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat desa, oleh karena itu reorientasi pembangunan pertanian kearah agribisnis merupakan hal utama yang harus mendapat perhatian “Desa Besakih,” 2017 Pemberdayaan koperasi dan UMKM merupakan salah satu upaya strategis dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Upaya pengembangan koperasi dan UMKM diarahkan untuk meningkatkan kemampuan para pelaku ekonomi, sehingga mempunyai daya saing yang handal. Pada saat ini Desa Besakih memiliki 8 buah koperasi. Tabel 2. Koperasi Desa Besakih Per Dusun/Banjar Tahun 2015 Koperasi Basuki Merta Sedana Koperasi Sila Dana Kembang Koperasi Giri Sari Arta GSA Banjar Dinas Besakih kangin Banjar Dinas Besakih kangin Sumber Desa Besakih, 2017 Tidak hanya itu, pembangunan bidang pariwisata tetap mengedepankan daya tarik wisata DTW lingkungan yang menitik beratkan pada nilai-nilai budaya dan kearifan local sehingga manfaat pariwisata tidak terlalu banyak berdampak negative. Pengelolaan pariwisata difokuskan pada penataan kawasan secara intensif dan komperhensif. Sedangkan potensi perdagangan di Desa Besakih mempunyai prospek yang cukup luas karena sebagai salah satu destinasi pariwisata dunia, maka sektor perdagangan memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Pengembangan sektor industri masih terbatas pada skala kecil untuk kebutuhan lokal dan beberapa produk yang secara khusus untuk kebutuhan pariwisata. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Temukus-Besakih 217 TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Tabel 3. Jenis Industri Desa Besakih per Dusun/Banjar Tahun 2015 Banjar Dinas Batang, Kedungdung, Besakih Kangin, Palak Kerajinan Sangkar Burung/Ayam Sumber Desa Besakih,” 2017 Analisis SWOT Desa Wisata Temukus-Besakih Pengembangan daya tarik wisata di Desa Temukus-Besakih, Kabupaten Karangasem, telah diidentifikasi faktor internal Kekuatan dan Kelemahan dan eksternal Peluang dan Ancaman pengembangan wisata desa sebagai berikut a. Kekuatan S, Desa Temukus-Besakih memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk wisata berbasis budaya, Desa Temukus-Besakih ditetapkan sebagai Desa Wisata sejak tahun 2015, melalui Program Bali Mandara Jilid II. Desa Temukus-Besakih memiliki masyarakat setempat sangat terbuka terhadap adanya pengembangan pariwisata, Desa Temukus-Besakih merupakan desa dengan tingkat keamanan yang baik, Desa Temukus-Besakih memiliki awig-awig aturan adat yang mendukung pengembangan desa wisata, dan tersedia penunjuk arah ke lokasi daya tarik wisata. b. Kelemahan W, Belum memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan professional di bidang pariwisata, tidak semua aktifitas budaya dapat dikomersialisasikan/dijual untuk kebutuhan pariwisata, keterbatasan dana untuk pengembangan fasilitas wisata dan pelatihan sumber daya manusia, belum memiliki sistem pengelolaan pariwisata yang terencana dan sistematis, belum memiliki regulasi resmi yang mengatur kepariwisataan desa, belum memiliki sistem pengelolaan sampah plastik, belum memiliki standar higienis untuk layanan makan dan minum, jaringan komunikasi internet masih terbatas untuk beberapa provider, belum tersedia media yang dapat mendukung interpretasi wisatawan terhadap daya tarik wisata di Desa Temukus-Besakih brosur, information center, guide, jumlah kunjungan wisatawan masih sedikit, dan belum ada paket wisata dari biro perjalanan/travel agent yang menawarkan aktifitas di Desa Temukus-Besakih. c. Peluang O, visi dan misi Disbudpar Kabupaten Karangasem, mendukung perkembangan produk wisata berbasis desa wisata, pelestarian lingkungan fisik dan budaya sebagai dampak positif pengembangan pariwisata, peningkatan jumlah pendapatan dan ketersediaan lapangan pekerjaan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. d. Ancaman T, perubahan lingkungan fisik pencemaran, limbah, sampah, dan polusi, bencana alam gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, muncul destinasi desa wisata lain yang menawarkan produk serupa, terjadinya eksploitasi budaya secara berlebihan, sehingga tidak ada batasan antara aktifitas sakral dan seni pertunjukan, dan masyarakat dapat dengan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma/adat setempat. Konsep Pengembangan Berdasarkan hasil analisis SWOT, akan ditentukan program-program yang sesuai untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Desa Temukus-Besakih untuk mendukung pariwisata berbasis desa wisata. Konsep dasar yang digunakan dalam perencanaan ini adalah konsep “Desa Wisata Berkelanjutan”. Berdasarkan perkembangan tren perjalanan wisatawan dan juga kecenderungan pola perjalanan dari wisata massal 218 Ningsih, Soenarto, Sugiyono TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 mass tourism ke arah wisata alternatif alternative tourism maka berkembang menjadi desa wisata atau yang lebih dikenal secara internasional dengan istilah village tourism. Perbedaan desa wisata village tourism, rural tourism, farm tourism, atau agro tourism yang telah banyak dilaksanakan di berbagai negara, seperti di Swiss, Kenya, Senegal, Yunani, Jerman, dan Muangthai adalah di konsep dasar perencanaan desa wisata tersebut dimana masing-masing daerah atau desa memiliki keunikan dan potensi yang bisa dioptimalkan sesuai dengan kondisi dari daerah atau desa tersebut. Dalam konsep dasar perencanaan ini dilakukan dengan pendekatan sumber daya, dengan menentukan tipe-tipe alternatif aktivitas rekreasi dan wisata berdasarkan pertimbangan kondisi serta situasi sumber daya, sehingga menciptakan kawasan desa wisata berkelanjutan, yang bisa menjamin keberlangsungan atau keberadaan sumber daya alam dan kehidupan sosial-budaya serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat hingga generasi yang akan datang. Arti berkelanjutan adalah kawasan desa wisata yang tidak mencemari atau merusak lingkungan, menguntungkan secara ekonomi, dan dapat diterima oleh masyarakat Subrata & Nyoman Mastiani Nadra, 2006. Konsep tata ruang yang direncanakan disesuaikan dengan potensi tapak dengan memperhatikan aspek lingkungan, aspek sosial budaya dan aspek ekonomi. Pembagian ruang pada tapak di bagi dalam tiga zona yaitu zona lingkungan, zona sosial budaya, dan zona ekonomi Putra, Wayan, Utam, Agung, & Sugianthara, 2017. Strategi Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan zona lingkungan meliputi area pertanian/perkebunan dan tempat pengelolaan limbah di Desa Temukus-Besakih. Area pengelolaan limbah berfungsi untuk penampungan limbah padat maupun cair yang organik, anorganik dan B3 Bahan beracun dan berbahaya. Tata hijau yang diterapkan yaitu fungsi ekologis, fungsi sosial budaya dan fungsi ekonomi. Tanaman yang digunakan yaitu tanaman hortikultura sayur, buah dan obat-obatan. Area pertanian terutama pertanian bunga kasna dan gemitir marigold yang dikelola oleh warga setempat, dan dijadikan objek wisata oleh wisatawan yang dating ke desa Temukus-Besakih. Kebun Bunga Gemitir memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Bali. Bunga Gumitir adalah salah satu bunga yang menjadi pilihan utama masyarakat Bali untuk membuat persembahan atau sesajen. Bunga ini juga banyak digunakan oleh pelaku pariwisata di Pulau Dewata baik berupa bunga potong maupun pot sebagai penghias ruangan dan taman. Permintaan bunga yang memiliki nama ilmiah Tagetes Erecta ini di Bali sangat tinggi dan akan meningkat bersamaan dengan pelaksanaan upacara hari besar keagamaan. Sejalan dengan kebun bunga gemitir, kebun bunga kasna juga tidak kalah menarik. Bunga Kasna memiliki warna putih yang biasanya warga sekitar menyebutnya dengan Bunga Kasna, awal mula tumbuhan ini hidup liar di sela bebatuan puncak Gunung Agung, lama kelamaan di tanam dan di budidayakan oleh warga di lahan sekitar rumah mereka yang nantinya dijual untuk bahan pelengkap sarana persembahyangan Umat Hindu. Tak heran juga tumbuhan ini tumbuh subur di Desa Temukus, hal ini dipengaruhi oleh iklim dan suhu yang dingin, karena letaknya di dataran tinggi dan dekat dengan Gunung Agung. Bunga Kasna sendiri memang sementara ini hanya bisa hidup di desa Temukus Karangasem, tidak bias ditemukan di tempat lainnya, sehingga ini menjadi daya Tarik wisata tersendiri. Padang Bunga Kasna di desa Temukus ini diperkenalkan secara tidak sengaja oleh seorang pendaki Gunung Agung yang kebetulan singgah dan mampir ke desa ini, terpesona dengan keindahan alam yang disuguhkan, kemudian pendaki gunung tersebut mengambil hamparan bunga tersebut dan diunggah di internet. Padang Bunga Kasna dan Padang Bunga Gemitir memang sebuah tempat instagramable di Bali dan khusunya di Karangasem. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Temukus-Besakih 219 TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Sumber Fenty, 2017 Gambar 2. Padang Bunga Gemitir kiri dan Padang Bunga Kasna Kanan Pengembangan zona sosial budaya meliputi kawasan pura, pemukiman dan area pemakaman penduduk Desa Temukus-Besakih. Pada zona budaya pengunjung dapat melakukan berbagai aktifitas antara lain menyaksikan berbagai pelaksanaan tradisi dan budaya yang ada di desa Temukus seperti Usaba Kaulu, Usaba Kedasa, Tari Rejang, Usaba Sumbhu dan berbagai upacara agama atau tradisi lainnya yang ada di Desa Temukus-Besakih serta wisatawan dapat mengabadikan momen pelaksanaan tradisi tersebut, selain itu pengunjung dapat mempelajari cara pembuatan sarana upakara, belajar tari Bali, belajar membuat jajanan Bali, dan belajar memainkan gamelan. Fasilitas pendukung yang ada pada zona budaya antara lain wantilan, pura, akses jalan, rumah warga, pusat informasi, papan informasi, pedestrian, tempat parkir, tempat sampah, toilet umum, dan lampu penerangan jalan. Tabel 4. Bentuk-bentuk Pemberdayaan Masyarakat yang Dapat Dilakukan terhadap Masyarakat di Desa Wisata Temukus-Besakih Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Menyiapkan alat, menyiapkan bahan, mendemonstrasikan proses pembuatan kerajinan local khas Desa Temukus-Besakih Sebagai sekuriti atau pecalang pada daya tarik wisata di Desa Temukus-Besakih Menyiapkan alat seperti pisau lemat, dan bahan janur, daun rontal, semat, dll, mendemonstrasikan proses pembuatan jejahitan kepada wisatawan Menyiapkan gamelan serta melatih wisatawan memainkan gamelan tradisional Menyiapkan gamelan/musik pengiring tarian, melatih wisatawan menari Memberikan informasi terkait upacara keagamaan yang unik di Desa Temukus-Besakih sekaligus menjadi pemandu wisata lokal Memandu Wisatawan biasanya berwisata ke padang bunga dan Pura Besakih Sumber Peneliti, 2018 Pengembangan zona ekonomi merupakan zona yang dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Desa Temukus-Besakih yang meliputi area pertanian, perkebunan, dan peternakan. Terutama pada area pertanian/perkebunan bunga yang telah 220 Ningsih, Soenarto, Sugiyono TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 mengangkat ekonomi warga. Mengenai nilai jual bunga Gumitir menurut Kepala Dinas Pertanian Tabanan, Nyoman Budana, tergantung dari permintaan pasar. Saat permintaan tinggi terutama saat banyak upacara keagamaan, harga bunga ini bisa mencapai Rp per kilogram. Namun saat permintaan rendah dan produksi banyak harga jualnya hanya Rp 5000 per kilogramnya. Tetapi rata-rata bunga ini dibeli di petani sekitar Rp per kilogram BALIPOST, 2017. Selain produksi bunga, Desa Temukus-Besakih juga memiliki kerajinan yang dapat dijual, seperti kerajinan besek, kerajinan keranjang, kerajinan ukir kayu, kerajinan sanggah, dan kerajinan sangkar burung/ayam. Ditambah dengan adanya Pemberdayaan koperasi dan UMKM merupakan salah satu upaya strategis dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Upaya pengembangan koperasi dan UMKM diarahkan untuk meningkatkan kemampuan para pelaku ekonomi, sehingga mempunyai daya saing yang handal. Sehingga harapannya dengan adanya desa wisata Temukus-Besakih, pendapatan asli daerah Kabupaten Karangasem untuk tahun kedepannya mengalami peningkatan lebih baik dari tahun 2017 dan Kabupaten Karangasem secara struktur ekonomi, tidak dianggap menjadi Kabupaten yang tertinggal lagi di Provinsi Bali. Sektor industri pariwisata di Karangasem dengan adanya desa wisata Temukus-Besakih diharapkan menjadi basis ekonomi untuk Kabupaten Karangasem khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya. KESIMPULAN Potensi yang dimiliki Desa Temukus-Besakih dalam mewujudkan desa wisata dilihat dari kriteria desa wisata antara lain a atraksi berupa pantai, sawah, perkebunan, Bukit Apen, Usaba Kasa, Tari Rejang Desa, Usaba Kaulu, Meami-amianan dan Usaba Sumbu, b Jarak tempuh yaitu dekat dengan Kota Amlapura, Obyek Wisata Candidasa, Taman Soekasada Ujung dan Taman Tirta Gangga, c Besaran desa antara lain jumlah rumah penduduk, jumlah penduduk dan karakteristik desa, d Sistem kepercayaan dan kemasyarakatan yaitu menganut Agama Hindu dengan filosofi Tri Hita Karana, dan e Ketersedia infrastruktur antara lain fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas kesehatan, pura, air dan listrik yang cukup memadai untuk menunjang kebutuhan masyarakat dan pengunjung. Permasalahan yang dihadapi Desa Temukus-Besakih dalam mewujudkan desa ini sebagai desa wisata dilihat dari kriteria desa wisata yaitu a jarak tempuh jauh dari Kota Denpasar, b Besaran desa antara lain lahan belum tertata dengan baik, c Ketersediaan infrastruktur antara lain masalah persampahan, sistem pengolahan air limbah yang tidak optimal, jalan desa rusak, kondisi eksisting konstruksi drainase buruk, tempat parkir kurang tertata dengan baik, saluran irigasi tidak mengairi perkebunan secara maksimal dan terdapat beberapa fasilitas pelayanan publik dengan kondisi kurang terawat. Konsep dasar pengembangan Desa Temukus-Besakih sebagai desa wisata adalah “Desa Wisata Berkelanjutan”. Konsep pengembangan dari konsep dasar tersebut terdiri dari rencana tata ruang. Rencana tata ruang terdiri dari zona lingkungan, zona sosial budaya, dan zona ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem. 2018. Retrieved March 28, 2019, from Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2017. Retrieved March 31, 2019, from BALIPOST. 2017. Potensi Tinggi, Market Bunga Gumitir Capai 200 Milyar Setahun Retrieved March 30, 2019, from Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Temukus-Besakih 221 TATA LOKA - VOLUME 22 NOMOR 2 - MEI 2020 - P ISSN 0852-7458 - E ISSN 2356-0266 Besakih - Google Maps. 2018. Retrieved April 6, 2018, from Desa Besakih. 2017. Retrieved March 29, 2019, from Dowling, R. 2003. Ecotourism in Thailand. Annals of Tourism Research, 232, 267–282. Fenty, D. 2017. Ladang Bunga Marigold Bali Indonesia Travel Agent & Bali Travel Agent Indonesia Travel Agent & Bali Travel Agent. Retrieved March 29, 2019, from Garcia-Ramon, M. D., Canoves, G., & Valdovinos, N. 1995. Farm tourism, gender and the environment in Spain. Annals of Tourism Research, 222, 267–282. Iakovidou, O., & Turner, C. 1995. The female gender in Greek agrotourism. Annals of Tourism Research, 222, 481–484. Istri, S., & Permata, S. 2016. PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN, LAMA TINGGAL, TINGKAT KABUPATEN KARANGASEM. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 76, 1282–1310. Leu, W. 1992. The Swiss Experience, Universal Tourism Enriching or Degrading Culture. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. METROBALI. 2013. Inilah Program Aksi Bali Mandara Jilid II Retrieved March 30, 2019, from Naisbitt, J. 1995. Global Paradox. Jakarta Binapura Aksara. Oppermann, M. 1996. Rural tourism in Southern Germany. Annals of Tourism Research, 231, 86–102. Prasiasa, P. D. O. 2017. Strategi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa wisata timbrah kecamatan karangasem kabupaten karangasem. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian-Denpasar, 103–126. Putra, I. S., Wayan, N. I., Utam, F., Agung, A., & Sugianthara, G. 2017. Perencanaan Lansekap Desa Pertima sebagai Desa Wisata Berkelanjutan di Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem. E-Jurnal Arsitektur Lansekap, 32, 147–157. Rangkuti, F. 2017. Analisis SWOT-Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Subrata, I. N., & Nyoman Mastiani Nadra. 2006. Dampak ekonomi, sosial- budaya, dan lingkungan pengembangan desa wisata di jatiluwih-tabanan. Manajemen Pariwisata, 76, 46–64. ... Tourism that is oriented toward the introduction of nature or local culture for the purpose of enhancing insight, self-development, and self-actualization, including forms of adventure tourism such as hiking, trekking, special interest tours bird watching, wildlife viewing, cultural tourism, and tourism villages tourism village Adiwilaga & Rusdia, 2020. International tourist villages are known by different names, including village tourism, rural tourism, farm tourism, and agro tourism, and have been established in numerous nations, including Switzerland, Kenya, Senegal, Germany, Greece, and Thailand Kunaifi et al., 2021;Ningsih et al., 2020. ...Willya AchmadHsiu. M ChuangUga Pratama GunawanIkhsan MaulanaCisaat Tourism Village's community empowerment is one way the village and government are helping locals make the most of their natural and human resources in order to better manage the tourism potential already present in the area. The purpose of this research is to detail how the growth of the Cisaat tourism village in Subang Regency, West Java, has facilitated a model of local community empowerment. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. From the research, the community empowerment program in Cisaat village, Subang Regency, in general, has been going well, marked by the fulfillment of three aspects, namely the reach of access to empowerment, the level of community participation and supervision of tourist villages. This empowerment has been proven to provide benefits in improving the economy of rural communities, improving village development and increasing the human resources of local communities. There are obstacles faced in empowering the community, including the geographical condition of Cisaat Village which is prone to disasters, uneven human resource capacity and lack of concern for the surrounding environment.... Analisis data merupakan suatu cara pengolahan data atau informasi yang telah terkumpul untuk kemudian ditafsirkan agar dapat dipahami "Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi" Ningsih et al., 2020. untuk dapat memahami data yang diperoleh dari lapangan perlu menggunakan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles and Huberman menurut Sugiyono, terdiri dari 4 tahapan yaitu Pengumpulan Data Data Collection. ...Teguh PriambudiLow knowledge and skills in drawing floor plans with software using auocad programs greatly impact the value of students' knowledge and skills. This research aims to improve the knowledge and skills of drawing a home floor plan using an autocad program through the Project Based Learning strategy learning model. The study uses Project Based Learning, equipped with turorial videos, and the results of analytical studies of learning implementation plans. From the results of the study there was a change in the completion of student learning. This is also followed by an increase in the skills of students. Through project based learning strategies with the addition of video tutorials that are aired repeatedly greatly affect the results of student products. The resulting image product is close to perfect so that it affects the value of his study analyzes the changing role of women in the new economic activity of farm tourism in two distinct areas of Spain Catalonia and Galicia. One of the most evident effects of economic restructuring processes in rural areas is the need to create in situ employment alternatives to agriculture. Farm tourism is a valuable alternative for women which both allows the combination of domestic responsibilities with tourism work and represents an income source that supports continued small-scale farming and conservation of the countryside environment. Women's perceptions of the built and natural environments are changing in response to these rural, rôles de genre et l'environnement en Espagne. Cet article analyse le rôle changeant de la femme dans l'èconomie rurale en Espagne, spécialement en rapport avec une activité nouvelle, le tourisme rural, en Galice et en Catalogne. Un effet visible du processus de restructuration économique dans les zones rurales est le besoin de créer sur place des emplois alternatifs à l'agriculture. Le tourisme rural est une option favorisée par les femmes parce que, d'une part, elle est aisément compatible avec leurs charges un ménagères et leur travail dans la ferme et, d'autre part, consitute une source complémentaire de revenues nécessaires pour la survie de l'exploitation familiale et la préservation du paysage et de l'environnement—auxquels les femmes rurales attachent une importance Tinggi, Market Bunga Gumitir Capai 200 Milyar Setahun BALIPOSTBadan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem. 2018. Retrieved March 28, 2019, from Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2017. Retrieved March 31, 2019, from BALIPOST. 2017. Potensi Tinggi, Market Bunga Gumitir Capai 200 Milyar Setahun Retrieved March 30, 2019, from Besakih -Google Maps. 2018. Retrieved April 6, 2018, from Bunga Marigold Bali Indonesia Travel Agent &D FentyFenty, D. 2017. Ladang Bunga Marigold Bali Indonesia Travel Agent &The female gender in Greek agrotourismO IakovidouC TurnerIakovidou, O., & Turner, C. 1995. The female gender in Greek agrotourism. Annals of Tourism Research, 222, 481-484. Swiss Experience, Universal Tourism Enriching or Degrading CultureW LeuLeu, W. 1992. The Swiss Experience, Universal Tourism Enriching or Degrading Culture. Yogyakarta Gadjah Mada University Program Aksi Bali Mandara Jilid II metrobaliMetrobaliMETROBALI. 2013. Inilah Program Aksi Bali Mandara Jilid II Retrieved March 30, 2019, from Paradox. Jakarta Binapura AksaraJ NaisbittNaisbitt, J. 1995. Global Paradox. Jakarta Binapura tourism in Southern GermanyM OppermannOppermann, M. 1996. Rural tourism in Southern Germany. Annals of Tourism Research, 231, 86-102. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa wisata timbrah kecamatan karangasem kabupaten karangasem. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian-DenpasarP D O PrasiasaPrasiasa, P. D. O. 2017. Strategi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa wisata timbrah kecamatan karangasem kabupaten karangasem. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian-Denpasar, 103-126.

ladang bunga gemitir marigold desa temukus